Begitu
masuk ke gang teratai kebun Roos, yang merupakan lokasi Kampung Mural Budayo
Kito, kesannya ‘Bengkulu banget’. Mural-mural yang ada, hampir semuanya
menampilkan ciri khas Bengkulu seperti alat musik tradisional Dol, Fort
Marlborough, Batik Kain Besurek & Bunga Rafflesia.
Bukan
hanya memiliki wisata alam, budaya juga sejarah, namun Bengkulu juga tengah mengembangkan
destinasi wisata street art, salah
satunya berupa mural. Mural ampuh menjadikan ruang publik yang kosong &
kumuh, bertransformasi menjadi lebih indah dipandang.
Di Kota Bengkulu, tepatnya di Lorong Teratai, Kelurahan Kebun Roos Kecamatan Teluk Segara, ada
sebuah kampung mural, bernama Kampung Mural Budayo Kito. Di sana, dinding-dinding
yang dulunya hanya menjadi pembatas pekarangan rumah dengan jalan lalu lintas
masyarakat, tidak terawat, terlihat kumuh, dimodifikasi menjadi dinding-dinding
yang lebih indah & bermanfaat bagi masyarakat. Berawal dari ide yang
dicetuskan lurah Kebun Roos, Ucik Yana, didukung oleh masyarakat & komunitas Atlet Mural Bengkulu, sekeliling
dinding rumah warga RT 7, 8 dan 9 dalam wilayah RW 03 Kelurahan Kebun Roos dipercantik
dengan lukisan mural warna warni.
Menurut
Ucik Yana,Kampung mural Budayo Kito berasal dari gagasan & ide bersama
tokoh masyarakat kelurahan Kebun Roos, untuk menghias dinding-dinding dengan
mural tematik. Ketika ada program dari Bapelitbang untuk program kampung
tematik & bantuan dari mahasiswa Unihaz sebagai tugas dari LPPM Unihaz, ide
tersebut direalisasikan. Pembuatan Kampung mural Budayo Kito itu diawali dengan
pembuatan kelompok KSM di RW 03. Anggotanya terdiri dari ketua RW, tokoh masyarakat, ketua adat & masyarakat.
Dikarenakan bidang untuk melukis
mural cukup luas, pihaknya pun bekerjasama dengan atlet mural Bengkulu. Komunitas seni lukis Atlet Mural Bengkulu yang
melakukan pembuatan mural dibantu pula oleh peserta lomba dalam kegiatan festival
mural yang diikuti mahasiswa dan pelajar. Mereka membuat mural-mural yang
menceritakan kebudayaan Bumi Rafflesia, seperti alat musik dol, Tari Ikan
-ikan, telong-telong serta pertunjukan festival Tabut Bengkulu. Beberapa mural
yang dibuat pun ada yang merupakan mural interaktif seperti instalasi orang
memainkan dol yang dipadukan dengan lukisan Kain Besurek, seni Ka-Ga-Nga,
pakaian adat Bengkulu hingga alat musik tradisional Serunai.
Bukan
hanya memperindah sederetan ruang kosong, namun mural di Kampung Mural Budayo
Kito turut menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya Bengkulu. Untuk
rencana selanjutnya, Ucik Yana & tim akan kembali menggali budaya-budaya
Bengkulu, seperti ornamen rumah adat, Pangeran Ratu Samban, Putri Gading
Cempaka, dan lain-lain.
Kampung Mural Budayo Kito Kelurahan Kebun Roos Kecamatan Teluk Segara
Kota Bengkulu, memiliki daya tarik sendiri serta suasana yang jauh berbeda dengan
sebelumnya, saat telah dihiasi lukisan mural yang berwarna – warni,
mempercantik dinding rumah warga. Dengan banyaknya mural-mural indah &
sarat makna tentang budaya Bengkulu, Kampung Mural Budayo Kito juga perlahan menjadi
destinasi wisata baru yang mulai dikunjungi masyarakat dalam & luar wilayah
Kota Bengkulu.
Beberapa
mural pun menjadi andalan untuk latar belakang spot foto kekinian. Pilihan
gambar & gradisi warna-warna mural yang cerah, menjadikan Kampung Mural
Budayo Kito lebih menarik untuk dikunjungi. Masyarakat yang membutuhkan konten
foto & video untuk media sosial pun, menjadikan Kampung Mural sebagai
pilihan tepat untuk berwisata. Alih-alih menjumpai gang sempit
yang kotor atau kumuh, pengunjung justru akan dibuat terpukau dengan dinding-dinding yang telah dihias beraneka
ragam mural yang menarik. Selain itu, gang-gangnya juga bersih, nyaman untuk walking tour sambil melihat-lihat mural
yang kreatif & bisa menambah foto-foto kece di media sosial.
Kehadiran
mural-mural di gang teratai Kebun Roos, tidak hanya memberikan warna baru. Tapi
diharapkan juga memberikan efek positif bagi kehidupan sosial masyarakat di
sana. Dengan menjadi kampung mural & banyaknya masyarakat berdatangan untuk
berswafoto gratis, diharapkan pula bisa menjadi peluang untuk masyarakat
sekitar dalam meningkatkan perekonomian dengan berjualan, memproduksi
makanan atau souvenir yang bisa meningkatkan penghasilan masyarakat.